Al-Habib Abdulloh bin Alwi Al-Haddaad berkata:
إِلْزَمْ فَرَائِضَهُ وَاتْرُكْ مَحَارِمَهُ * وَاقْطَعْ لَيَالِيْكَ وَاْلأَيَّامَ فِيْ القُرَبِ
Pegang teguhlah fardhu-fardhu, dan tinggalkanlah segala yang diharamkan-Nya * dan isilah malam-malammu dan hari-hari dengan kedekatan kepada Allah.
Yang dimaksud dengan fardhu-fardhu adalah segala yang diwajibkan oleh Allah Yang Maha Tinggi, sedangkan segala yang diharamkan-Nya yakni segala yang dilarang oleh Allah Yang Maha Tinggi. Adapun yang dimaksud dengan kedekatan kepada Allah adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba untuk mecari kedekatan di sisi Allah Yang Maha Tinggi baik itu berupa amal-amal sunnah ataupun ketaatan-ketaatan yang semuanya itu mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya.
Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya pertama kali dengan keimanan dan kepercayaannya kepada Tuhannya, dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Lalu kedekatan dengan cara menyempurnakan ketaatan tersebut dan bersifat betul-betul dan bersifat dengan sifat-sifat kehambaan.
Sedangkan kejauhan hamba dari Tuhannya adalah karena dosa yang dilakukan hamba tersebut serta ia menyalahi perintah-Nya serta jauh dari ketaatan kepada-Nya. Dan kejauhan yang pertama kali – kita mohon perlindungan dari kejauhan dari Allah – adalah jauhnya seorang hamba dari taufiq (pertolongan untuk taat). Adapun kedekatan Allah Yang Maha Benar adalah dengan ilmu (ke-Maha Tahu-an-Nya) dan kekuasaan-Nya, ini kedekatan yag bersifat umum untuk semua makhluk. Dan kedekatan dengan sifat kelembutan-Nya dan pertolongan-Nya adalah khusus untuk orang-orang yang beriman. Kemudian kedekatan dengan penghiburan yang khusus adalah khusus bagi para wali-Nya / kekasih-Nya. Dan barangsiapa yang menganggap / merasa bahwa dirinya dekat dengan Allah maka hakikatnya ia adalah orang yang terhalang dari kedekatan-Nya. Adapaun kedekatan Allah dengan Dzat-Nya maka Maha Suci Allah dari hal itu. Sebab Dia Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci, sama sekali Maha Suci dari segala batasan, tempat, penghabisan / ujung dan ukuran . Adapun sifat kedekatan Allah Yang Maha Suci memiliki tiga makna:
- kedekatan yang mustahil yaitu kedekatan Dzat (seperti dekatnya kita dengan kawan kita ketika duduk bersama / berdekatan, dan ini adalah sifat makhluk, bukan sifat Khalik / Sang Pencipta)
- kedekatan wajib dalah sifat Allah Yang Maha Tinggi yaitu kedekatan ilmu-Nya dan ‘penglihatan’-Nya.
- Kedekatan yang boleh / mungkin yaitu kedekatan kelembutan-Nya yang dikhususkan kepada hamba-hamba tertentu yang Dia kehendaki.
Rasululloh SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Tuhan beliau SWT, Dia berfirman:
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضَهُ عَلَيْهِ وَلاَيَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ َلأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنِ اسْتَعَاذَ بِيْ َلأُعِيْذَنَّهُ.
“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari mengerjakan apa yang Aku wajibkan atasnya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya maka Akulah yang menjadi pendengarannya yang mana ia mendengar dengannya, dan Akulah penglihatannya yang mana ia melihat dengannya, dan tangannya yang mana ia bertindak dengannya, dan kakinya yang mana ia berjalan dengannya. Jika ia meminta kepada-Ku pastilah Aku akan memberikannya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.”
Al-Habib Abdulloh Al-Haddad berkata: “Ini adalah pakaian kewalian dan cinta dari Allah bahkan ini adalah pakaian kekhilafahan (pengganti / penerus Rasululloh). Seorang hamba dapat mencapainya dengan menunaikan segala yang difardhukan / diwajibkan oleh Allah dan memperbanyak amalan sunnah dengan niat memperoleh kedekatan dengan-Nya. Hendaklah bersegera untuk melaksanakannya / mencapainya jika engkau memang orang yang memiliki semangat untuk sampai kepada derajat orang-orang yang sempurna dan memiliki kesenangan untuk menggapai derajat orang-orang yang dikasihi Allah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar