Total Tayangan Halaman

Sabtu, 15 Februari 2014

Sejarah Rasululloh SAW berdasar riwayat-riwayat yang sahih 6

Kelahiran Beliau – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau –:
[15] Diriwayatkan dari Abu Qotaadah – semoga Allah Yang Maha Luhur –bahwasanya seorang arab badwiy berkata: “Ya Rasululloh, apa pendapatmu tentang puasa hari senin?” lalu beliau bersabda: @“Itu adalah hari dimana padanya aku dilahirkan, dan padanya diturunkan (wahyu) atasku.”# Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud. 
[16] Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbaas dan Jaabir – semoga Allah Yang Maha Luhur meridhoi mereka – bahwasanya keduanya berkata: “Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dilahirkan pada tahun gajah, hari senin, tanggal 12 dari bulan Robii’ul Awwal, dan pada hari itu (yakni senin) beliau di utus (sebagai Nabi), pada hari itu (senin) beliau di-mi’rooj-kan ke langit, pada hari itu beliau berhiijrah, dan pada hari itu beliau meninggal dunia.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalamkitab Al-Mushonnafnya, Al-Chaakim, dan sanadnya sahih, juga disahihkan oleh Al-Chaakim menurut syarat Al-Bukhooriy & Muslim dan disetujui oleh Adz-Dzahabiy.
[17] Diriwayatkan dari Qois bin Makhromah – semoga Allah Yang Luhur meridhoinya – ia berkata: “Saya daan Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dilahirkan pada tahun gajah, maka kami sebaya, kami dilahirkan dalam waktu yang sama, ia berkata: “’Utsman bin ‘Affaan – semoga Allah Yang Maha Luhur meridhoinya – bertanya kepada Qobaats bin Asy-yam salah seorang: “Engkaukah yang lebih besar (lebih tua usianya) ataukah Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau? Ia berkata: “Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – lebih besar dariku namun aku lebih dulu dilahirkan darinya.” Ia juga berkata: “Dan aku melihat kotoran burung berubah menjadi hijau.” Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Turmudziy dalam bab manaqib, Al-Chaakim dari jalur Ibnu Ishaq, dan disahihkan oleh Al-Chaakim menurut syarat Muslim dan disetujui oleh Adz-Dzahabiy. Seluruh hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dilahirkan hari senin pada bulan Robii’ul Awwal pada tahun gajah. Dan inilah yang disepakati oleh para ulama siroh dan para ahli sejarah, serta pakar lainnya. Hanya saja yang berbeda adalah penentuan tanggal. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa tanggalnya adalah 12 Robii’ul Awwal, dan inilah yang ditunjukkan Ibnu ‘Abbaas dan Jaabir, ada yang mengatakan tanggal 8 Robii’ul Awwal, dan pendapat ini diunggulkan oleh Ibnu Chazm dan Ibnu Dichyah, dan Abdurrahman bin Abdul Barr menukil pensahihannya dari para ahli sejarah, dan ini adalah pendapat para ulama hadits, dan pendapat ini yang sahih secara ilmu hisab, dan adapula pendapat selain itu. hanya Allah-lah Yang Maha Tahu. Di Antara Faedah-faedah Hadits-hadits Di Atas Dalam hadits-hadits tersebut ada beberapa faedah: - di antaranya kisah Al-Fiil dan ringkasannya: adalah bahwasanya Abrohah Al-Asyrom Penguasa Yaman dahulu pernah membangun gereja di kota Shon’aa’, dan ia hendak memalingkan para jamaah hajji ke gereja tersebut, maka suatu malam datanglah seorang lelaki dari bani Kinanah dan ia buang air besar, di dalam gereja tersebut dan melumuri dindingnya dengan kotoran tersebut untuk menghinanya. Maka Abrohah pun marah dan bersumpah untuk menghancurkan Ka’bah. Lalu ia pun datang ke Makkah Al-Mukarromah dengan tentara yang besar yang menunggang gajah-gajah dan di depan tentara itu ada seekor gajah yang paling besar. Maka ketika mereka sampai dekat Makkah, para penduduk pun lari ke gunung-gunung karena takut kepada tentara itu dan kesewenang-wenangan mereka, lalu ketika tentara itu masuk Makkah dan hendak menghancurkan Ka’bah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung mengutus burung-burung hitam yang datang dari arah laut (yakni barat kota Makkah), setiap seekor burung itu membawa tiga buah batu: satu batu di paruhnya, dan dua batu di kedua kakinya. Lalu burung-burung itu melempari mereka dengan batu-batu tersebut. Maka batu itu jatuh menimpa kepala mereka dan keluar dari dubur mereka, maka mereka tergeletak sebagai mayat yang bergelimpangan sehingga Allah membinasakan yang terakhir dari mereka. Peristiwa ini merupakan irhaash (kejadian di luar akal manusia yang terjadi sebagai tanda kenabian sebelum nnabi tersebut diutus sebagai nabi atau rasul) bagi Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dan mu’jizat yang diahulukan bagi beliau sebab ketika itu beliau masih berada di kandungan ibundanya yaitu As-Sayyidah Aminah yang mulia. Dan ini sebagai pelajaran bagi orang yang dapat mengambil pelajaran. Allah Yang Maha Luhur menunjukkan tentang peristiwa yang besar ini dalam Al-Qur’an yang mulia: “1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah dia Telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? 3. Dan dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, (yakni burung-burung itu datang berkelompok-kelompok silih berganti) 4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Q.S Al-Fiil: 1 – 5) dan burung-burung tersebut adalah benar adanya yakni burung dalam makna sebenarnya dan tidak ada satu orang muslim pun yang mengatakan selain itu. sehingga datang orang-orang yang rasionalis (mendewa-dewakan akalnya) serta ingkar yang mana mereka tidak menerima agama, Al-Qur’an dan As-Sunnah kecuali yang dapat diterima akal mereka yang terbalik. Sehingga mereka menta’wilkan burung-burung itu sebagai mikroba (bakteri yang meneyebarkan penyakit yang mematikan) atau sejenis penyakit yang Allah kuasakan atas mereka. Dan ini merupakan penyimpangan dan kesesatan. - Di antaranya adalah perkataan: “beliau dilahirkan pada tahun gajah.” Yakni tahun dimana di situ terjadi peristiwa penyerangan Abrohah dengan gajahnya yang besar ke Ka’bah. Dan adalah kelahiran beliau 50 hari setelah kejadian tersebut, sebagaimana dikatakan oleh mayoritas ulama. - Di antaranya adalah keagungan kehormatan Ka’bah di sisi Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, yang mana Dia membinasakan tentara yang banyak itu yang hendak menerobos daerah terlarang Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung. Dan Allah sangat membela tempat yang Dia muliakan dan membalas orang-orang yang tidak menghormatinya, maka hendaklah orang-orang muslim bertaqwa (takut) kepada Allah, dan hendaklah mereka menghormati segala yang dihormati oleh Allah, dan hendaklah mereka mengambil pelajaran dengan peristiwa ini. - Di antaranya: bahwasanya Allah memiliki tentara dalam alam semesta ini yang mana Dia dapat mengutusnya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Tentara itu terkadang dapat berupa hewan-hewan liar, serangga, ular-ular, angin, air, dsb daripada tentara-tentara Tuhan, dan hanya milik Allah segala tentara langit dan bumi. - Dan diantaranya adalah keutamaan hari senin, dan bahwasanya ia emmiliki keistimewaan yang penting yang mana padanya terjadi kelahiran Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dan permulaan pengutusan beliau serta turunnya wahyu kepada beliau, terjadinya Isroo’ beliau, terjadinya hijrah beliau dan juga wafatnya beliau – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dan itu semua merupakan keistimewaan-keistimewaan ini, nikmat-nikmat, dan peristiwa-peristiwa penting yang selayaknya hari terjadinya dianggap sebagai ‘hari raya’ bagi kaum msulimin secara mingguan, yang mana merka bersyukur kepada Allah padanya atas nikmat-nikmat dan kejadian-kejadian agung tersebut. Olehkarenya Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – berpuasa pada hari senin secara khusus sebagai rasa syukur kepada Allah Yang Maha Luhur atas apa yang terjadi pada diri beliau pada hari senin tersebut, oleh karena itu beliau bersabda kepada orang yang bertanya kepada beliau tentang puasa senin: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan padanya dan pada hari itu diturunkan wahyu kepadaku (untuk pertama kali).” - Di antaranya adalah adab Qobaats bin Asy-yam kepada hadirat Nabi yang mana ia berkata kepada orang yang mananyainya, yakni Sayyiduna Utsmaan – semoga Allah Yang Maha Luhur meridhoinya – sedang ia telah menanyai Qobaats tentang siapakah yang lebih besar (tua): engkau atau Rasululloh? Lalu ia menjawab: "Beliau lebih besar – yakni kedudukannya – namun saya lebih dahulu – yakni dalam kelahiran –"
[18] Dan diriwayatkan dari ‘Irbaadh bin Saariyah – semoga Allah Yang Maha Luhur – ia berkata: “Saya mendengar Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – bersabda: “Sesungguhnya aku di sisi Allah ialah penutup para nabi” lalu ia menyebutkan hadits dengan lengkap hingga di akhirnya: “dan mimpi ibuku yang mana ia melihat bahwasanya keluar dari dirinya sebuah cahaya yang menerangi baginya istana-istana negeri Syam, dan demikianlah ibu para nabi juga bermimpi.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Chibbaan, Al-Chaakim, dan selain mereka, telah lalu pada hadits no 7 keterangan lengkapnya. Pada hadits ini terdapat mu’jizat bagi Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – ketika kelahiran beliau. Maka keluarnya cahaya yang besar dari ibunya sehingga menerangi istana-istaana Syam. Ini merupakan sebuah tanda besar, dan kejadian luar biasa dari beberapa kejadian luar biasa yang Allah berlakukan atas diri ibunda beliau Sayyidah Aminah. Dan tentunya dengan ini ia merupakan wanita yang salih sebab ha seperti itu tidak muncul dari seorang yang kafir. Penutup Telah menjadi ijma’ (kesepakatan atau konsensus) bahwa Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dilahirkan di Makkah Al-Mukarromah dari kedua orang tua beliau yang mulia: Abdulloh bin Abdul Muththolib, dan ia termasuk anak yang pling dicintai oleh ayahnya, dan dari ibu Aminah binti Wahab seorang wanita dari bani Zuhroh. Abdulloh dinikahkan dengan Aminah ketika itu usia Abdulloh baru 18 tahun. Adapun Aminah aadalah wanita Quroisy yang paling mulia nasabnya dan tempatnya. Ketika Aminah mengandung beliau ayah beliau tidak lama kemudian meninggal dunia di Madinah sedang ia tengah pulang dari Syam dalam perdagangannya, sedangkan Nabi – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – masih dua bulan berada dalam kandungan ibundanya sebagaimana ha itu diunggulkan oleh Ibnu Sa’d, Al-Waaqidiy, Al-Balaadzuriy, Adz-Dzhabiy, Ibnu Katsiir, dan tentang hal ini ada keterangan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Chaakim dan disahihkannya. Kemudian hendaknya kita nengetahui bahwa apa yang disebutkan oleh para ahli sejarah dan mawlid-mawlid berupa kejadian-kejadian yang mengiringi kelahiran beliau – semoga Allah Yang Maha Tinggi tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – seperti kelahiran beliau dalam keadaan sujud, terpotong tali pusarnya, dan terkhitan, serta kehadiran Maryam dan Asiyah ketika kelahiran beliau, dan bahwasanya para malaikat mengambil beliau dari Aminah dan membawa beliau berkeliling bumi dan mereka menebarkan berita gembira kelahiran beliau, dan bahwasanya api negeri Persia padam setelah dinyalakan 1000 tahun, dan terguncang istana Iiwaan milik Kisra Persia, dan jatuhnya balkon di istana tersebut dan lain-lain, semua itu gugur atau palsu atau munkar atau sangat lemah. Dan di antara hadits-hadits tersebut tidak ada yang mencapai derajat hasan apalagi sahih. Oleh karenanya kami tidak menyebutkannya. Dan saya sendiri merasa heran sekali para ulama seperti Al-Bayhaqiy, Ibnu Katsiir dan lain-lain menyebutkan hadits-hadits yang palsu atau lemah atau mukar tersebut dalam kitab-kitab mereka, sedangkan hadist-hadits sahih dan hasan telah mencukupi dalam hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar