Kata silaturrahmi diserap dari bahasa Arab secara kurang tepat dalam bahasa Indonesia. Yang benar adalah shilaturrachim, berasal dari dua kata yakni shilah yang berarti menyambung, dan kata rachim yang berarti rahim / tempat janin. Jadi shilaturrachim adalah segala upaya yang dilakukan untuk menyambung hubungan kekerabatan / nasab, walaupun hanya dengan ucapan salam. Sebagaimana sabda Rasululloh – semoga salawat dan salam tetap terlimpah atas beliau: “Basahilah (yakni perkuatlah) hubungan rachim kalian walaupun dengan ucapan salam.”
Jika kita renungkan, pada hakikatnya semua manusia asalnya adalah satu yakni dari Nabi Adam dan Ibu Hawwa’ – semoga salam tetap atas mereka. Hal ini sebagaimana di tegaskan dala firman Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi.
Allah berfirman dalam surat An-Nisaa' ayat 1: "Wahai manusia bertaqwalah kalian kepada Tuhan kalian (Allah) yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa (Adam) dan Dia ciptakaan dari jiwa itu pasangannya (Hawwa') dan menyebarlah dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan. maka bertaqwalah kepada Allah yang mana kalian selalu saling meminta satu sama lain dengan (nama)Nya dan juga jagalah hubungan rahim, sesungguhnya Allah Maha mengawasi atas kalian.”
Di dalam ayat itu Allah memperingatkan tentang ketaqwaan kepada-Nya dengan menunjukkan kekuasaannya yakni Dia mampu menciptakan manusia yng sedemikian banyaknya jumlah dan ragam bahasa, budaya, dsb hanya dari sepasang manusia. Kemudian Allah jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, bukan untuk saling membanggakan atau saling menghinakan satu sama lain namun sebagai identitas diri untuk saling mengenal satu sama lain. Sebab beberapa orang yang terhimpun dari satu suku pada dasarnya adalah satu kerabat. Tidak kah kita perhatikan bahwa seorang batak jika bertemu dengn orang batak yang lainnya mereka pasti merasakan ikatan persaudaraan, apalagi jika berasal dari satu marga. Tidakkah juga kita perhatikan bahwa semua marga-marga itu akan bermuara pada suatu suku, dan suku-suku itu bermuara pada suatu bangsa, dan semua bangsa itu akan bermuara pada satu asal yaitu Adam dan Hawwa’ – semoga salan tetap atas mereka. Ini sebagaimana Allah firmankan dalam surat Al-Hujurot ayat 13: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian salng kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa semua dari kita adalah keluarga besar Adam dan Hawwa’; dan silaturrachim dalam tataran ini adalah silaturrachim secara umum dan dalam makna yang paling luas. Sedangkan silaturrachim yang biasa kita kenal adalah dalam maknanya yang lebih khusus, yakni menyambung hubungan kekerabatan dengan kerabat yang masih memiliki hubungan machrom dengan kita, menyambung hubungan dengan mereka adalah yang lebih utama. Barulah setelah itu, lebih luas lagi adalah menyambung hubungan dengan kerabat kita yang masih ada hubungan nasab dengan kita walaupun tidak memiliki hubungan machrom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar