Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ustadz Muhammad Barakbah
Saya Bahrul Fawaid (temannya Edrus bin Abdillah Albar)
Sebelumnya Saya mohon maaf Ustadz, sebenarnya saya ingin sekali Taklim tapi saya belum bisa untuk bertatap muka langsung karena ada sesuatu hal yang menjadi kendala. Maaf Ustadz kalau saya mengirim email secara terus menerus untuk mengajukan beberapa hal yang tidak saya ketahui bagaimana? Apakah menggangu? Terima kasih, semoga bermanfaat bagi saya secara pribadi dan untuk semua orang. Amin
Ustatdz berikut beberapa pertanyaan yang belum saya mengerti :
1. Makna yang sebenarnya dari Sabar,Syukur dan Ikhlas dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Malaikat Jibril Tugasnya adalah Menyampaikan wahyu kepada para rasul dan nabi, Sedangkan Nabi dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Sekarang apa tugas dari Malaikat Jibril….?
3. Apakah penyakit hati tersebut dan bagaimana mengobatinya…?
Jawaban:
Jawaban atas soal antum yang pertama:
Jawaban pertanyaan kedua:
“mereka bertasbih / mensucikan nama Allah malam dan siang tiada berhenti.” (Q.S Al-Anbiyaa’: 20)
Jawaban petanyaan ketiga:
والله أعلم بالصواب
Hanya Allah Yang Maha Tahu akan kebenaran sejati.
Saya Bahrul Fawaid (temannya Edrus bin Abdillah Albar)
Sebelumnya Saya mohon maaf Ustadz, sebenarnya saya ingin sekali Taklim tapi saya belum bisa untuk bertatap muka langsung karena ada sesuatu hal yang menjadi kendala. Maaf Ustadz kalau saya mengirim email secara terus menerus untuk mengajukan beberapa hal yang tidak saya ketahui bagaimana? Apakah menggangu? Terima kasih, semoga bermanfaat bagi saya secara pribadi dan untuk semua orang. Amin
Ustatdz berikut beberapa pertanyaan yang belum saya mengerti :
1. Makna yang sebenarnya dari Sabar,Syukur dan Ikhlas dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Malaikat Jibril Tugasnya adalah Menyampaikan wahyu kepada para rasul dan nabi, Sedangkan Nabi dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Sekarang apa tugas dari Malaikat Jibril….?
3. Apakah penyakit hati tersebut dan bagaimana mengobatinya…?
Jawaban:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله وآله وصحبه ومن والاه ولا حولا ولا قوة إلا بالله, أما بعد:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Ahlan wa sahlan yaa akhii (saudaraku) Bahrul Fawaid semoga Allah. menjadikan anda (antum) termasuk ahli ilmu zahir dan batin. Amiin. Nama antum bagus maknanya lautan faedah, semoga nama itu juga menjadi sifat orangnya. Amiin.
Idrus udah bilang tentang antum. Nggak ada masalah kapan saja antum bisa, silakan ke rumah, dan ana rasa tidak mengganggu, memang ana banyak disibukkan dengan kegiatan mengajar, khusunya bulan ini, sebab saya harus mempersiapkan berdirinya madrosah diniyyah Alkhoiriyyah, yang mana saya dipercaya menjadi kepala madrasah, dan ana minta antum sabar kalo ana terlambat jawab mengingat kesibukan ana. Ana juga doakan mudah-mudahan Allah memberi manfaat kepada ana, antum dan semua kaum muslimin, khususnya para penuntut ilmu. Amin. Ana minta maaf yang banyak karena jawaban ana telat.
Jawaban atas soal antum yang pertama:
Sabar itu adalah reaksi dari sesuatu kejadian (baik itu baik atau buruk) dengan cara mengendalikan jiwa agar reaksi yang diambil itu dapat sesuai atau tidak keluar dari yang ditentukan oleh Allah dan Rasulnya. (ini ana yang dapat ana sarikan / ana tangkap dari keterangan kitab Ihya’ ulumiddin karya Imam Al-Ghozali), ini berarti jika seorang mendapatkan kebaikan lalu ia menyikapinya dengan menggunakan kebaikan yang ia terima itu untuk sesuatu yang tidak Allah murkai, maka ia dapat dikatakan sudah bersabar. Padahal lazimnya kita menyebut ‘tindakan menggunakan sesuatu ni’mat (kebaikan) yang ia terima untuk ketaatan kepada Allah’ kita sebut itu syukur. Jadi secara umu juga termasuk dalam sabar atau sebaliknya. Tetapi biasanya sabar itu biasa digunakan untuk suatu reaksi jiwa kita ketika menghadapi suatu yang tidak mengenakkan, dengan catatan reaksi yang dimaksud adalah reaksi yang sesuai dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.
Sabar itu dibagi 3: sabar dalam melaksanakan ketaatan, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan da sabar dalam menghadapi musibah. Dan yang akhir ini yang paling tinggi derajatnya.
Adapun syukur secara istilah adalah pendayagunaan hamba atas nikmat apapun yang Allah berikan, untuk tujuan yang telah digariskan Allah, yakni dalam ketaatan kepada-Nya. Misalnya nikmat mata, digunakan untuk memandnag orang tua dengan pandangan kasih sayang, melihat mushaf alqur’an melihat wajah para ulama, dsb, itulah contoh bentuk syukur atas nikmat mata.
Sedangkan ikhlas itu secara bahasa artinya murni, maksudnya memurnikan segala ibadah kita hanya untuk (mencapai ridho) Allah. Bukan untuk harta duniawi, nama baik atau orang lain. Lawannya adalah رِيَاءٌOrang dalam ikhlas ini bertingkat-tingkat, ada orang yang beribadah karena takut neraka, ini juga ikhlas, namun ibaratnya seperti budak yang hanya bekerja jika majikannya menakut-nakutinya. Ada pula yang mengharap surga, ini juga ikhlas namun ibadahnya seperti pedagang, hanya mencari keuntungan. Ada yang paling tinggi, yaitu hanya mengharap ridho dan cinta Allah. Inilah ibadahnya para kekasih Allah dan keikhlasan yang paling tinggi. Hingga senadainya surga dan neraka tak pernah ada, mereka tetap beribadah karena Allah. Gambarannya begini, ada seorang anak yang suka (maniak) main playstation maka walaupun ada hidiah atau tidak ada hadiah atas permainannya itu ia tetap akan main. Seperti ibadahnya Robii’ah Al’Adawiyyah seorang wanita yang ahli ibadah pada zamannya (sekitar abad ke 3 Hijriyyah), ia dikenal dengans angat kuatnya cintanya kepada Allah, hingga ia berkata dalam salah satu curhatnya kepada Allah: “Ya Allah, jika aku beribadah karena ingin surga-Mu maka jauhkan aku dari surgaMu, dan jika aku beribadah karena takut nerakaMu maka masukkan aku kedalam neraka-Mu tapi jika aku beribadah karena cintaku kepadaMu maka terimalha cintaku.”
Jawaban pertanyaan kedua:
Semua malaikat tugas pokoknya adalah bertasih sebagaimana tertera dalam alqur’an dalam surat al-anbiyaa’:
يُسَبِّحُوْنَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَ يَفْتُرُوْنَ (الأَنبياء: 20) “mereka bertasbih / mensucikan nama Allah malam dan siang tiada berhenti.” (Q.S Al-Anbiyaa’: 20)
Kecuali yang memiliki tugas-tugas tertentu. Seperti malaikat jibril yang bertugas menyampaikan wahyu, dst. Adapun sekarang wahyu sudah berakhir maka dia kembali kepada tugas semula yaitu bertasbih. Sebagaimana dahulu sebelum ada nabi adam dan nabi-nabi yang lain.
Jawaban petanyaan ketiga:
Adapun penyakit hati maka banyak sekali, dan amat sangat berbahaya sekali, (dapat merusak pahala amal baik kita) dan bahkan lebih bahaya daripada maksiat tubuh. Tidak mungkin dalam sekali dua kali pertemuan dapat dibahas, seperti: riya’, hasud, kibir/ sombong, buruksangka, dsb. Adapun obat yang menyeluruh dari itu adalah dzikir dan fikir. Yakni selalu ingat kepada Allah, baik dengan lisan hati dan perbuatan. Ini dapat dilatih dengan membaca doa-doa tertentu misalnya pada saat bangun tidur, hendak makan, minum, berpakaian, kelaur rumah, dan berbagai keadaan. Jika itu telah terlatih maka terbiasa lah kita mengingat Allah. Jika ingat Allah maka sumber dari perbuatan jelek yaitu nafsu dan setan dapat dikendalikan. Dan paling afdholnya dzikir adalah laa ilaaha illallooh. Rasululloh juga pernah bersabda bahwa laa chawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim (tiada daya untuk menghindar dari maksiat dan tiada kekuatan untuk taat kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) adalah obat dari 99 penyakit, paling ringannya adalah penyakit sumpek. Hendaklah diperbanyak zikir, khususnya zikir tersebut itu, tentunya dengan menghayati maknanya. Sebba zikir lisan hampir tidak ada manfaatnya.
Selain dzikir juga perlu fikir, yakni bertafakkur merenungi ciptaan Allah, yang mana itu akan menimbulkan rasa kagum dan membesarkan Allah dihati kita. Tafakkur terhadap cela dan kekurangan diri akan menimbulkan rasa malu kepada Allah. Tafakkur tentang nikmat2 Allah akan menimbulkan rasa syukur dan cinta kepada Allah. Dll.
Yang tersebut adalah obat secara umum. Adapun masing-masing penyakit hati itu ada obatnya secara khusus. Kuncinya adalah mengetahui lebih dahulu hakikat penyakit hati yang dimaksud dan apa penyebab timbulnya, barula ia dapat mengusahakan dan mengobatinya dengan menghilangkan sebab / pangkalnya.
والله أعلم بالصواب
Hanya Allah Yang Maha Tahu akan kebenaran sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar