Tanda-tanda dari hari kiamat adalah munculnya Dajal, Isa Ya’juj dan Ma’juj. Demikian sabda Rasulullah SAW kepada para sahabat
Pada suatu pagi Rasulullah SAW bercerita tentang Dajal, maka suaranya turun naik, sehingga para sahabat menduga berada di tengah-tengah pepohonan korma. Selepas Rasulullah SAW selesai bersabda, para sahabat kemudian pamit undur diri. Namun pada petang harinya, para sahabat kembali bertandang ke kediaman Rasulullah SAW.
Hari itu beliau sedang berduka, raut kesedihan tampak di mukanya yang bersih bercahaya. Kedua kelompak mata beliau sedikit sembab, tanda sehabis menangis. Seusai mengucap salam, beliau langsung menyapa para sahabat.
“Bagaimana keadaan kalian?” Tanya beliau.
“Wahai Rasulullah, tadi pagi engkau membicarakan Dajal. Sesekali engkau merendahkan suara dan sesekali engkau meninggikannya, sehingga kami seakan-akan berada di tengah kerumunan lebah,” jawab salah seorang sahabat.
Beliau terdiam sejenak, wajah beliau selalu indah ditatap, namun para sahabat tapi berani menatap wajah baginda yang agung itu. Dengan nada suara yang berwibawa dan ketegasan beliau bersabda,“Bukan Dajal yang aku khawatirkan terhadap kalian. Jika dia muncul dan aku berada di tengah kalian, tentu aku akan membela kalian dengan hujjah-hujjahku. Tapi jika dia muncul, sementara aku tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang akan membela dirinya dengan hujjahnya sendiri, sedang Allah merupakan penggantiku untuk membalas setiap orang muslim. Dajal adalah dalam rupa seorang pemuda yang rambutnya keriting dan matanya buta. Sepertinya aku bisa menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan. Siapa pun yang bertemu dengannya, hendaklah dia membaca permulaan surat Al-Kahfi. Dia akan muncul di tempat yang sepi antara Syam dan Irak. Lalu dia membuat kerusakan di sebelah kiri dan kanan. Wahai hamba-hamba Allah, teguhkanlah hati kalian!”
Para sahabat sejenak tak ada satu pun yang berani menatap wajah beliau. Keheningan terpecahkan ketika salah seorang sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, berapa lama ia tinggal di bumi?”
“Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti sepekan. Dan seluruh harinya seperti hari-hari kalian,” jawab beliau.
“Wahai Rasulullah, satu hari seperti satu tahun, apakah cukup bagi kami mendirikan shalat seperti shalat kami dalam satu hari?” tanya para sahabat serempak.
“Tidak, tapi hitunglah sebagaimana mestinya menurut hitungan saat itu,” jawab Rasulullah dengan penuh kesabaran.
“Berapa kecepatan Dajal dalam berjalan di bumi?” Tanya salah seorang sahabat dengan penuh penasaran.
Sambil menatap salah seorang sahabat, beliau menjawab,“Kecepatan Dajal seperti hujan yang ditiup angin kencang. Ia mendatangi suatu kaum dan menyeru mereka, hingga mereka pun beriman kepadanya dan memenuhi seruannya. Ia lalu menyuruh langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan. Ia menyuruh bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka tumbuhlah tanaman itu. Binatang ternak mereka pulang pada petang hari, lebih panjang dan lebih gemuk dari keadaan sebelumnya serta lebih besar kantung susunya. Kemudian ia mendatangi suatu kaum dan menyerunya. Namun mereka mengingkari perkataannya. Ia lalu meninggalkan mereka dan pada keesokan harinya mereka kekeringan dan semua harta yang mereka miliki lenyap entah kemana.”
Rasulullah SAW lalu melanjutkan penjelasan Dajal yang melewati suatu tempat yang telah luluh lantak. Dajal lalu berkata,’Keluarkan harta simpananmu!” Maka kekayaan tempat itu mengikuti Dajal seperti kumpulan lebah yang mengikuti pemimpinnya. Kemudian Dajal memanggil seorang pemuda, membabatnya dengan pedang hingga terbelah menjadi dua bagian, yang keduanya terpisah sejauh lemparan anak panah ke sasarannya. Dajal memanggil tubuh yang sudah terbelah itu, dan anehnya tubuh pemuda itu kembali menjadi seperti semula dengan wajah yang berseri menyunggingkan senyuman.
Dalam keadaan seperti itu, lanjut Rasulullah SAW, Allah SWT lalu mengutus Al Masih Isa putra Maryam, turun di dekat menara berwarna putih di sebelah timur Damaskus, sambil mengenakan dua pakaian yang warnanya seperti celupan kunyit. Ia meletakan telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika dia menundukan kepala, maka air hujan turun, dan jika dia mengangkat kepalanya, maka berjatuhan butiran-butiran air seperti mutiara. Orang kafir tidak diperbolehkan mencium bau, melainkan dia langsung mati ketika sekelebatan pandangan mereka tertuju pada Isa. Kemudian Isa mencarinya hingga menemukannya di dekat Pintu Lud dan membunuhnya. Kemudian ia menemui suatu kaum yang telah dijaga Allah dari Dajal itu. Isa bin Maryam lalu mengusap muka mereka dan memberitahukan derajat mereka di surga. Selagi keadaan seperti itu, Allah memberikan wahyu kepada Isa AS,”Sesungguhnya Aku sudah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak dapat ditundukan oleh siapa pun yang memerangi mereka. Karena itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku dengan cara menaiki bukit.”
Kemudian Allah mengutus Ya’juj dan Ma’juj beserta pasukannya yang datang dari tempat-tempat yang tinggi. Bagian depan pasukan berada di Telaga Thibriyah lalu meminum seluruh airnya. Ketika bagian akhir pasukan lewat di tempat ini, mereka berkata,’Sebelumnya di tenpat ini ada airnya.’ Nabi Isa Alaihis Salam beserta rekan-rekannya terkepung, hingga kepala salah seorang di antara kalian pada hari ini. Nabi Isa dan rekan-rekannya lalu berdoa kepada Allah, sehingga Allah mengirim cacing yang biasa menjangkiti hidung binatang ke tengkuk mereka, sehingga secara serentak mereka mati seperti matinya satu jiwa. Kemudian Nabi Isa dan rekannya turun ke bumi. Mereka tidak mendapatkan tempat sejengkal pun di bumi melainkan ada bangkai yang busuk. Isa dan rekan-rekannya lalu berdoa kepada Allah, lalu Allah mengirim burung-burung sebesar punuk unta lalu membawa bangkai-bangkai itu dan membawanya ke tempat mana pun yang dikehendaki Allah SWT.
“Kemudian Allah mengirim hujan, sehingga tidak ada satu rumah pun melainkan tersiram air hujan itu, dan bumi dibersihkan hingga seperti cermin. Kemudian dikatakan pada bumi,’Tumbuhkanlah tanaman-tanamanmu dan kembalikan barakahmu!’ Maka pada hari itu sekelompok orang memakan buah delima dan bersama mereka bernaung di bawah kulitnya. Air susunya diberkahi sehingga seekor unta cukup bagi segolongan besar orang, seekor lembu cukup bagi penduduk satu kabilah, seekor kambing cukup bagi sekumpulan orang. Dalam keadaan seperti itu, Allah lalu mengirim angin yang baik lalu mengambil mereka di bawah hembusannya dan mencabut ruh setiap orang mukmin dan muslim. Sedangkan orang-orang kafir melakukan hubungan seksual seperti layaknya keledai. Maka kepada mereka inilah Kiamat ditimpakan,” sabda Rasulullah SAW kepada sahabat petang itu.
(HR Muslim syarah Nawawi, Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzy, Ibnu Majah, Musnad Ahmad dan Mustadrak Hakim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar