Diriwayatkan oleh Aisyah – ummul mu’miniin semoga Allah meridhoinya – berkata: “Rasululloh – semoga salawat dan salam Allah tetap atas beliau – bersabda: “Jibril datang kepadaku dan berkata: “Aku telah membolak-balik timur bumi dan baratnya lalu aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih utama dari Muhammad, dan aku tidak pernah melihat sebuah kabilah yang terbaik kecuali Bani Hasyim.”
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman:
وَإِذْ
أَخَذَ اللهُ مِيْثَاقَ النَّبِيِّيْنَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ
ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهَ
وَلَتَنْصُرُنَّهُ… (آل عمران: 81)
Artinya: “Dan )ingatlah( ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah. Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.”…(Q.S Alu ‘Imroon: 81)
Sedangkan Al-Imam Ali bin Abi Tholib menafsirkan ayat tersebut, beliau berkata: “Tidaklah Allah Yang Maha Agung mengutus seorang nabi pun dari mulai Adam hingga hari kiamat kecuali Dia mengambil perjanjian darinya tentang Rasululloh, yakni jika beliau diutus sedang nabi zaman itu masih hidup maka nabi itu harus mengikuti Rasululloh yakni beriman kepada beliau dan menolong dakwah beliau, dan begitu pula Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengambil perjanjian tersebut dari para kaum masing-masing nabi itu.”
Diriwayatkan dari Qotadah RA: “Aku adalah nabi yang pertama dalam penciptaan dan yang terakhir dalam masa pengutusan.” Oleh karena itu beliau disebut oleh Allah diawal sebelum Allah menyebut Nuh dalam ayat akan disebut setelah ini.
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khoth-thob – semoga Allah meridhoinya – bahawa ia pernah mengatakan suatu perkataan yang mana Rasululloh – semoga salawat dan salam Allah tetap atas beliau – menangis karenanya, yaitu Umar berkata: “Demi ayah dan ibuku wahai Rasululloh, sungguh engkau telah mencapai keutamaan dari sisi Allah yang mana engkau diutus di masa yang paling akhir namun Dia menyebutmu di awal dari para rasul yang lain, yang mana Dia berfirman:
وَإِذْ
أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّيْنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوْحٍ وَ إِبْرَاهِيْمَ
وَمُوْسَى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ... (الأحزاب: 7)
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (wahai Muhammad), dan dari Nuh, Ibrohim, Musa, dan Isa putera Maryam…” (Al-Achzaab: 7)
Ya Rosuulallooh sungguh tinggi kemuliaanmu ketika para ahli neraka berkeinginan seandainya dahulu mereka mengikutimu sedang mereka ketika itu berada di neraka jahannam sedaang menerima siksa, mereka mengatakan:
...يَا
لَيْتَنَا أَطًعْنَا اللهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُوْلاَ (الأَحزاب: 66)
Artinya: “…Alangkah baiknya, andaikata kami dahulu ta’at kepada Allah dan ta’at (pula) kepada Rasul.” (Q.S Al-Achzaab: 66)
Diriwayatkan oleh Abdurrozzaq dalam musnadnya dengan sanadnya hingga ke sahabat Jabir bin Abdillah Al-Anshooriyyi – semoga Allah meridhoi beliau – (yang mana hadits ini dikutip juga oleh Al-Habib Ali Al-Habsyi dalam karya kisah maulidnya yang berjudul Simthud Duror) sahabat Jabir berkata kepada Rasululloh – semoga salawat dan salam Allah tetap atas beliau: “Ya Rasulalloh beritakan kepadaku tentang sesuatu yang paling pertama diciptakan oleh Allah sebelum segala sesuatu yang lain.” Rasululloh SAW berkata: “Wahai Jabir sesungguhnya Allah mencciptakan nur (cahaya) Nabimu dari nur-Nya sebelum segala sesuatu. Lalu Allah jadikan nur itu berkeliling dengan berkat kekuasaan Allah ke mana saja dia kehendaki, dan pada wakktu itu belum ada Lawchul Machfuuzh, belum ada Qalam, surga, neraka, malaikat, langit, bumi, matahari, bulan, manusia ataupun jin. Lalu ketika Allah ingin menciptakan makhluk maka Allah bagi nur itu menjadi empat bagian: bagian pertama darinya Allah ciptakan tujuh lapis langit, bagian kedua darinya Allaah ciptakan tujuh lapis bumi, bagian ketiga dari Allah ciptakan surga dan neraka, dan bagian keempat dibagi menjadi 4 bagian: bagian pertama darinya Allah ciptakan cahaya pandangan mata kaum mu’minin, dan dari bagian kedua Allah ciptakan cahaya hati mereka yakni pengenalaan terhadap Allah Yang Maha Tinggi, dan dari yang ketiga Allah ciptakan cahaya lisan mereka yaitu kalimat tauhid: laa ilaaha illalloohu Muchammadur Rasuulullooh (Tiada Tuhan Selain Allah, nabi Muhammad utusan Allah), dan bagian keempat Allah bagi menjadi empat bagian, terus demikian hingga terciptalah alam semesta ini.
Maka beliau adalah pokok pangkal dari alam wujud ini.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas – semoga Allah Yang Maha Tinggi meridhoi mereka berdua – bahwa Rasululloh – semoga salawat dan salam Allah tetap atas beliau – bersabda: “Ketika Allah menciptakan Adam (lalu diturunkan ke bumi) maka Allah pun menurunkanku di bumi dalam tulang sulbi Adam, lalu Allah menjadikanku di sulbi Nuh ketika dia berada di perahu, dan akupun dijadikan di sulbi Ibrohim ketika dia dilempar ke dalam api, kemudian senantiasa Allah memindahkan aku dari sulbi-sulbi orang yang mulia ke rahim-rahim yang suci sehingga Allah mengeluarkanku dari kedua orang tuaku, yang mana mereka tidak pernah bertemu dalam pernikahan yang tidak sah satu kalipun.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar