Seorang bayi hilang dalam suatu peperangan yang dihadiri Nabi saww, lalu ditemukan oleh seorang shahabat ketika itu dan kemudian mengambilnya, sementara ibunya menangis-nangis mencari dimana bayinya.
Di saat Nabi sedang duduk di kemah bersama para shahabat, tiba-tiba ada seruan , “Adakah diantara kalian yang merasa bahwa bayi ini adalah bayinya…?”
“Mana ibunya…? Bayi ini sekarat.”
Ketika mendengar teriakan tersebut, lantas si ibu dari anak tersebut keluar dan berlari untuk mengambil anaknya. Lalu si ibu tersebut meraih bayinya dan ia dekap dalam pelukannya sambil menangis terharu. Maka para shahabat yang menyaksikan hal tersebut pun sangat terharu dan meneteskan air mata.
Kemudian Rosul saww bertanya kepada para shahabat, “Kenapa kalian menangis…?”
Jawab para shahabat, “Karena terharu melihat kasih sayang ibu tersebut terhadap anaknya…”
Rosul saww pun bertanya, “ Apakah tega si ibu melemparkan bayinya ke dalam api…?” Jawab para shahabat, “Bagaimana tega ya Rosulullah…itu sangat tidak mungkin.”
Lantas Rosulullah saww berkata : “Demi ALLAH, sungguh ALLAH lebih menyayangi hamba-hamba Nya yang mu’min melebihi kasih sayang ibu ini terhadap bayinya….”
Dan kalau bukan karena rahmat ALLAH Jalla Jalaluh, anda-anda semua tidak mungkin bisa membaca cerita ini yang mengandung makna yang sangat dalam. Kisah ini merupakan penggalan kalam yang diceritakan oleh Al Allamah Al Haafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz dalam mauidhoh hasanahnya.
Ya Rabbana, jadikan kami dari orang-orang yang mencerna dan mengambil intisari dari kalimat-kalimat yang penuh makna Ilahiyyah ini, dan melaksanakannya demi mendapatkan ridho ALLAH Jalla Jalaluh dan Kekasihnya Sayyidul Wujud Muhammad saww…
Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
“ Ketahuilah…sesungguhnya kebaikan yang sempurna terletak pada Ittiba’ Nabi saww shohibussyafa’ah fi yaumil qiyamah. ”
Bersabda Rosul saww, “tiga hal jika ada pada seseorang niscaya ia merasakan kemanisan iman :
1. Adalah tidak ada cinta yang melebihi cintanya kepada Allah dan Rosul-Nya saww.
2. Tidaklah ia mencintai seseorang kecuali karena ALLAH Ta’ala.
3. Ia tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka jika dicampakkan ke dalam api.” (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar