Total Tayangan Halaman

Sabtu, 07 Desember 2013

sejarah Rasulullah berdasar riwayat-riwayat yang sahih 3


Kabar gembira Tentang Kedatangan Beliau – semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam kepada beliau dan keluarga beliau dan sahabat beliau – didalam kitab Taurat dan Injil
[8]. Dan diriwayatkan dari ‘Athoo’ bin Yasaar ia berkata: “Saya bertemu dengan Abdulloh bin ‘Amr bin Al-Ash, aku berkata: “Beritahukanlah kepadaku tentang sifat Rasululloh – semoga Allah tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan para keluarga serta para sahabat beliau – ia berkata: “Baiklah, demi Allah sesungguhnya beliau disifati dalam Taurat dengan sebagian sifat beliau dalam Al-Qur’an, yaitu: “Wahai Nabi, sesungguhnya kami telah mengutus kamu, sebagai saksi, pembawa kabar gembira dan peringatan, dan benteng bagi orang-orang ummiy. Engkau adalah hamb-Ku dan utusan-Ku. Aku menamakanmu Al-Mutawakkil (orang yang berserah diri). Dia tidaklah kasar, tidak pula keras hati, dan tidak berteriak-teriak di pasar, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi ia mengampuni dan memaafkan. Dan Allah tidak akan mengambi (nyawa)nya hingga ia meluruskan ajaran agama yang bengkok, yang mana mereka semua akan mengatakan: “Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah membuka denga beliau mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang tertutup.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Bukhooriy dalam kitab Al Buyuu’ (jual-beli) dan dalam tafsir surat Al-Fatch dan juga dalam kitabnya Al-Adabul Mufrod, dan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thobaqoot, dan juga oleh Al-Bayhaqiy dalam Dalaa-il-nya. Yang dimaksud ‘sebagai saksi’ yakni atas seluruh ummat pada hari kiamat. Yang dimaksud ‘pembawa kabar gembira’ yakni engkau (wahai Rasul) mengabarkan kepada siapa saja yang beriman kepadamu dan mengikutimu bahwa mereka akn meperoleh apa yang mereka senangi berupa kenikmatan abadi. Yang dimaksud dengan ‘pembawa peringatan’ adalah engkau sebagai pembawa kabar ancaman bagi siapa saja yang mengingkarimu yakni berupa azab yang pedih lagi langgeng (seterusnya). Yang dimaksud ‘benteng’ yakni engkau adalah benteng bagi orang-orang arab yang ummiy (tak pandai baca-tulis) yang mana beliau diutus kepada mereka sebagai pencegah mereka dari penyimpangan dan kesesatan serta penghalang bagi mereka dari api neraka, jika mereka beriman kepadamu dan menguatkanmu serta menolongmu dan mengikutimu. Yang dimaksud dengan ‘dia tidaklah kasar dan tidak pula keras hati’ yakni kekasaran dan ekkerasan sifat dan hati, maksudnya adalah sama. Yang dimaksud dengan ‘tidak berteriak-teriak’ yakni meninggikan suaranya dengan perkataannya, dan dikhususkan di pasar sebab meninggikan suara di pasar termasuk sifat orang-orang rendah dan dungu. Yang dimaksud dengan ‘ajaran agama yang bengkok’ yakni agama yang dipeluk oleh orang-orang jahiliah yang mana mereka menyangka bahwa mereka berada dalam agama Ibroohiim – semoga salawat dan salam tetap atasnya – sebab mereka mengada-adakan padanya apa yang bukan termasuk dari ajarannya dan menghapus ajarannya yang asli sama sekali serta membengkokkannya dengan bid’ah-bid’ah serta khurofat yang berbau syirik (penyekutuan Allah dengan sesuatu), maka Allah mengutus kepada mereka Rasul yang mulia – semoga Allah tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan para keluarga serta para sahabat beliau – untuk menegakkan kembali di tengah-tengah mereka ajaran tersebut dan mengembalikan mereka kepada tauhid yang murni dan akidah yang selamat (bersih), maka dengan berkata (pengutusan) beliau terbukalah mata-mata yang buta (yang tak data melihat kebenaran), telinga-teinga yang tuli, dan hati-hati yang bisu. 
 [9]. Dan diriwayatkan dari [Ibnu ‘Abbaas bahwasanya ia bertanya kepada Ka’b Al-Achbaar: “Bagaimana engkau mendapati sifat Rasululloh – semoga Allah Yang Maha Luhur tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dalam Taurat.”] Ka’b Al-Achbaar – semoga Allah Yang Maha Luhur merahmatinya – berkata: “Kami mendapatinya: “Muhammad utusan Allah – semoga Allah Yang Maha Luhur tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – beliau bukanlah orang yang kasar dan keras hati, dan tidak pula berteriak-teriak di pasar-pasar, dan tidak pula membalsa kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi memaafkan dan mengampuni. Ummatnya adalah orang-orang yang suka memuji Allah. Mereka membesarkan nama Allah (bertakbir) di setiap tanah yang tinggi, dan memuji Allah dalam setiap tempat, memakai sarung di pertengahan badan mereka, mereka mewudhui ujung-ujung badan mereka, orang yang menyeru / adzan diantara mereka (suaranya) melaung-laung dilangit. Barisan mereka dalam salat dan barisan mereka dalam peperangan adalah sama. Suara mereka (membaca Al-Qur’an & bertasbih) di malam hari seperti dengungan suara lebah. dilahirkan di Makkah, hijrahnya ke Thoybah (Madinah), dan kekuasaannya di Syam.” Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy di permulaan Sunan-nya dengan sanad yang sahih, dan diriwayatkan dari dua jalur yang lain seperti itu juga dan salah satunya bersanad hasan. 
Yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang suka memuji Allah’ adalah orang-orang yang banyak memuji Allah dalam setiap keadaan mereka (susah ataupun senang). 
Yang dimaksud dengan najd (tanah tinggi) adalah setiap permukaan bumi yang tinggi (lebih dari sekitarnya). Yang dimaksud dengan ‘memakai sarung’ adalah mereka mengikat sarung-sarung mereka di pertengahan tubuh mereka (yakni pinggang). 
Yang dimaksud dengan ujung-ujung badan mereka adalah ujung-ujung badan manusia yaitu kedua tangan, kedua kaki, dan kepalanya. Yang dimaksud dengan dengungan adalah suara yang samara (tidak jelas atau sayup-sayup) yang tak dapat dipahami. 
 Dalam dua hadis ini (yakni no. 8 & 9) merupakan keterangan (penjelasan) sifat-sifat Nabi– semoga Allah Yang Maha Luhur tetap melimpahkan salawat dan salam atas beliau dan keluarga beliau – dalam kitab Taurot dan kabar gembira tentang (kedatangan)nya. Adapun orang-orang Yahudi dan Nasrani mengetahui hal itu dengan pengetahuan yang baik, namun ketika datang kepada mereka sifat-sifat Nabi yang telah mereka ketahui, mereka mengingkarinya karena keangkuhan dan rasa hasud yang ada dalam hati mereka. Sebagaimana keterangan yang akan datang sebentar lagi. Dan telah datang keterangan dalam Al-Qur’an tentang sifat beliau yang teersebut dalam Taurat dan Injil, yaitu dalam surat Al-A’roof Allah Yang Maha Luhur berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka….” (Q.S Al-A’roof: 157) [Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan qishoosh (hukuman setimpal, yakni bunuh dibalas bunuh, potong dibalas potong) pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat (denda untuk membebaskan diri dari qishoosh), memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis, dsb] 
Bahkan ada keterangan dalam sebuah ayat lain yakni dalam surat Al-Fatch bersama dengan penyebutan beliau dalam Taurat dan Injil disebut pula sifat para sahabat beliau. Yang mana Allah Yang Maha Luhur berfirman: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud [Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)….” (Q.S Al-Fatch: 29)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar